Mengaplikasikan Routing Dynamic RIPv1 & RIPv2
Hai guys, kami dari kelompok 1 ingin membagikan pengalaman dalam melakukan Research Exprerience, sebelum masuk kedalam materinya pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan kata RIP kan apalagi yang sudah tau tentang jaringan. Nah maka dari itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas sedikit tentang apa sih itu RIPv1 & RIPv2? dan bagaimana cara mengimplementasikannya, berikut ini ialah penjelasannya.
Pengertian RIPv1 & RIPv2 dan mengapa digunakan ?
RIP (Routing Information Protocol) adalah protokol routing yang digunakan untuk bertukar informasi routing antara router dinamis pada Protokol IP atau IPX. Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu Routing Protocol yang menggunakan Distance Vector, jadinya RIP menggunakan jumlah Hop untuk bisa menentukan cara terbaik ke sebuah alamat jaringan tertentu, tetapi RIP secara default memiliki jumlah hop maksimum yaitu 15 Hop. Oleh karena itu, Hop ke-16 dan seterusnya akan dianggap tidak terjangkau (Unreachable). Oleh karena itu juga, RIP dapat bekerja dengan baik di jenis jaringan yang kecil, tetapi RIP tidak efisien pada network yang besar atau pada jaringan yang memiliki jumlah Router yang banyak. RIP untuk IPv4 dibagi menjadi 2 versi, yaitu RIPv1 & RIPv2. Sedangkan untuk IPv6 dapat menggunakan RIPng (RIP Next Generation). RIPv1 mengirimkan Routing Table secara lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIPv1 menggunakan Classful Routing, yang artinya RIPv1 tidak mendukung Subnetting. Sedangkan RIPv2 sudah menyediakan sesuatu yang disebut dengan Prefix Routing, yang berisi informasi SubnetMask.
Sejarah RIP
Routing Information Protocol (RIP) dirancang pada tahun 1980 untuk digunakan dengan rangkaian protokol Xerox Network Systems (XNS) menggunakan algoritme Bellman-Ford, yang pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritme routing ARPANET. RIP juga pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997). RIP pertama kali menjadi populer sebagai hasil dari penyertaannya pada rilis 4.2 dari platform Berkeley BSD UNIX. Ini didukung oleh Microsoft Windows NT Server dan Microsoft Windows 2000 Server dan telah diadaptasi ke sistem jaringan AppleTalk sebagai Routing Table Maintenance Protocol (RTMP).
Mengapa menggunakan RIP
Protokol yang digunakan untuk bisa menyebarkan informasi terkait routing dalam jaringan lokal (terutama yang bermedia broadcast seperti Ethernet).
Cara Kerja Router Information Protocol
RIP memerlukan informasi tentang jaringan yang tersedia secara lokal. Pada langkah pertama, kita perlu menambahkan informasi dan mengaktifkan protokol perutean RIP pada router jaringan. Setelah dikonfigurasi dan diaktifkan, setiap router mengirimkan pembaruan perutean dari semua antarmuka aktif setiap 30 detik.
Setiap router juga menerima update routing dari router tetangganya. Pembaruan perutean berisi seluruh tabel perutean dari perute pengirim. Router membandingkan tabel routing yang diterima dengan tabel routingnya. Jika mereka menemukan rute baru di tabel perutean yang diterima, mereka menambahkannya ke tabel perutean mereka.
Dalam pembaruan perutean berikutnya, router mengiklankan tabel perutean yang diperbarui. Seiring waktu, karena setiap router mempelajari lebih banyak rute, mereka juga mengiklankan rute tersebut. Pada akhir proses, semua router mengetahui semua rute.
Mari kita pahami proses ini secara detail melalui contoh sederhana.
Dalam jaringan, dua router: A dan B terhubung. Seorang administrator mengkonfigurasi protokol routing RIP pada kedua router. Setelah konfigurasi, protokol perutean RIP dari kedua router secara otomatis bertukar informasi jaringan yang tersedia secara lokal.
Jika RIP mendeteksi perubahan apa pun dalam informasi jaringan yang tersedia secara lokal, RIP akan memperbarui router lain tentang perubahan ini di pembaruan berikutnya. Dengan cara ini, seorang administrator hanya perlu memberikan informasi tentang jaringan yang tersedia secara lokal satu kali. Setelah itu, protokol RIP secara otomatis mengatur semua perubahan dalam jaringan.
Gambar berikut menunjukkan proses ini.
Karakteristik RIP
Karakteristik dari RIP:
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Karakteristik RIPv1
- Merupakan protocol routing distance vector
- Menggunakan jumlah lompatan network (hop count) sebagai metric
routing.
- Network tujuan dengan hop count 16 dianggap invalid (tidak dapat dituju).
- Proses pengiriman informasi routing (routing update) ke router tetangga
(neighbor) terjadi setiap detik dan dilakukan secara broadcast.
- Pengiriman routing update menggunakan protocol UDP dengan source port
dan destination port 520.
- Merupakan classful routing protocol
- Menggunakan split horizon, route poisoning dan holdown timer untuk
mencegah routing loop.
- Secara default nilai administrative distance adalah 120.
Karakteristik RIPv2
- Jika proses pengiriman informasi routing (routing update) RIPv1 dikirim secara broadcast, maka RIPv2 akan mengirimkannya secara multicast
- Jika routing update RIPv1 tidak menyertakan prefix, maka RIPv2 akan menyertakan subnet mask atau prefix dari jaringan yang akan di advertise.
- Jika RIPv1 merupakan protocol routing classful, maka RIPv2 merupakan protocol routing classless.
- Jika RIPv1 tidak memiliki fitur authentication dalam proses pengiriman routing update, maka RIPv2 memiliki fitur authentication.
Kelebihan dan Kekurangan RIPv 1
Kelebihan RIPv 1:
1. Menggunakan metode Triggered Update
2. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing
3. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara time belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (Triggered Update)
4. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumiy dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan RIPv 1:
1. Jumlah host terbatas
2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route
3. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM)
4. Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
5. Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
6. Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
7. Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
Kelebihan dan Kekurangan RIPv 2
Kelebihan RIPv 2:
1. Konfigurasinya yang sederhana karena hanya meng-advertise source network-nya
2. Tidak memerlukan design seperti OSPF
3. Tidak kompleks
4. Less overhead
Kekurangan RIPv2:
1. Utilisasi bandwidth sangat tinggi karena diperlukan untuk broadcast setiap 30 second (RIPv1).
2. Terbatas pada jumlah hop (bukan bandwidth).
3. Tidak scalable, hop count hanya 15.
4. Waktu konvergensi (waktu yang dibutuhkan oleh router untuk menggunakan alternative route ketika best route down) rendah.
Topologi RIPv1
Pada topologi ini kita menggunakan 2 router, 2 switch, dan 4 PC
Langkah pertama ialah masukan alamat IP pada masing-masing PC yang ada
Lalu masukan perintah ini kedalam masing-masing router
Setelah semua router tersambung lalu lakukan pengujian pada setiap PC ke router sampai berhasil dan terhubung
Topologi RIPv2
Pada topologi RIPv2 ini menggunakan 3 router, 2 switch, dan 4 PC
langkah pertama masukan alamat IP pada masing-masing PC yang ada
Lalu setting masing-masing router pada menu config jika port kearah bawah maka menggunakan GigabitEthernet 0/0/1 dan port kearah atas menggunakan GigabitEthernet 0/0/0.
Selanjutnya configurasi ke 3 router tersebut dengan menggunakan Protocol RIP
Setelah semua router disetting lalu lakukan pengujian pada PDU sampai berhasil saling terhubung
Kesimpulan : Bahwa RIPv2 merupakan perkembangan dari RIPv1, dengan dilihat dari beberapa keuntungan yang di berikan, RIPv2 sangat baik di gunakan, traffic penggunaan di dunia bahwa RIPv2 banyak di gunakan dari pada RIPv1 dan sebagainya, RIPv2 sama sekali tidak mengubah algoritma Routing Distance Vector yang digunakan RIPv1.Konfigurasi routing information / routing adalah arah atau tujuan dari satu jaringan ke jaringan lainya.
Author :
Firdaus Yoga Anggoro, Machfud Mubarak Sapanang, Yuliana Sandra Pitaloka, Afifah Salsabila, Ananda Putra, Guruh Marindra Pratama